KUMALANEWS.ID, KUTAI KARTANEGARA – Partisipasi Pemilih pada Pilkada 2024 tercatan meningkat dari 56,67% menjadi 76,96% yang merupakan peningkatan yang signifikan serta menjadi kebanggaan tersendiri bagi Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Kutai Kartenagara (Kukar).
Namun, hal ini tidak membuat KPU Kukar terlena sehingga membuat kinerjanya menurun. Untuk meningkatkan lagi partisipasi pemilih, KPU Kukar akan melakukan berbagai cara termasuk melaksanakan Evaluasi.
Hal tersebut dilakukan untuk membahas strategi yang lebih efisien dalam rangka mencapai target nasional pada pemilu mendatang.
Salah satu strategi yang akan dimaksimalkan yakni pemantapan peran Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) dalam pelaksanaan sosialisasi.
“Ke depan, kita ingin lebih maksimal lagi dalam menyentuh masyarakat di setiap wilayah. Kukar ini luas, jadi pendekatan langsung oleh PPK sangat penting agar sosialisasi bisa lebih merata,” ujar Komisioner KPU Kukar Muchammad Amin, Jum’at (31/01/2025).
Menurut Amin, peningkatan hampir 20% dalam tingkat partisipasi pemilih bukan hanya karena kerja KPU semata, tetapi juga didorong oleh berbagai faktor, termasuk peningkatan jumlah kandidat dan kesadaran masyarakat.
Salah satu upaya KPU Kukar adalah dengan memastikan bahwa PPK memahami segmen pemilih di setiap kecamatan.
Misalnya, di satu kecamatan mungkin pemilih muda lebih sulit dijangkau, sementara di kecamatan lain, faktor utama yang menghambat partisipasi adalah pekerjaan masyarakat yang lebih memilih bekerja di ladang atau kebun daripada datang ke TPS.
KPU juga melakukan berbagai program sosialisasi, seperti kegiatan jalan sehat di 20 kecamatan untuk menarik perhatian masyarakat, pendekatan spesifik ke segmen pemilih, seperti pelajar SMA, komunitas pemuda, dan masyarakat umum, serta mendorong pemilih muda untuk lebih aktif melalui pendidikan politik sejak dini.
“Kami mencoba mengubah pola pendekatan ke pemilih muda, dimulai dari pelajar SMA. Jika mereka terbiasa datang ke TPS sejak pertama kali memilih, maka ke depannya hal ini tidak lagi menjadi sesuatu yang asing atau berat,” kata Amin.
Salah satu kendala yang dihadapi KPU dalam meningkatkan partisipasi pemilih adalah perubahan pola pikir generasi muda. Menurut Amin, pemilih muda yang lebih fokus pada aspek finansial seringkali lebih memilih bekerja daripada menggunakan hak pilihnya.
“Banyak anak muda setelah lulus SMA lebih memilih bekerja daripada melanjutkan pendidikan. Ini menjadi tantangan bagi kami karena mereka merasa waktu untuk memilih lebih baik digunakan untuk bekerja,” ungkapnya.
Selain itu, faktor cuaca dan pekerjaan juga mempengaruhi partisipasi pemilih di Kukar. “Banyak masyarakat berpikir lebih baik pergi ke kebun atau ladang jika cuaca cerah daripada datang ke TPS,” tambahnya.
KPU Kukar juga mencatat bahwa meningkatnya jumlah pemilih muda atau bonus demografi kemungkinan menjadi salah satu faktor utama naiknya angka partisipasi.
Selain itu, meningkatnya jumlah gugatan dan proses hukum terkait pemilu juga menunjukkan kesadaran demokrasi yang lebih tinggi.
“Dulu kita khawatir kenapa masyarakat tidak pernah mengajukan protes atau gugatan. Sekarang mereka mulai memahami hak-haknya dalam proses demokrasi, dan itu adalah perkembangan yang positif,” jelas Amin.
KPU Kukar menegaskan bahwa dalam menghadapi Pilkada 2024 dan Pemilu 2029, pihaknya akan terus melakukan evaluasi dan perbaikan strategi agar partisipasi pemilih semakin meningkat. Media juga berperan penting dalam memberikan edukasi kepada masyarakat agar semakin sadar akan pentingnya demokrasi.
“Salah satu kekuatan KPU adalah partisipasi masyarakat. Jadi, peran mereka tidak hanya di bilik suara tetapi dalam bentuk pengawasan serta partisipatif dalam memberikan pemahaman terhadap masyarakat lainnya akan pentingnya memberikan hak pilihnya,” pungkasnya.(adv/kpukukar/ind/ruz)