KUMALANEWS.ID, KUTAI KARTANEGARA – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kutai Kartanegara (Kukar) menaruh perhatian serius pada penyusunan laporan aset pendidikan. Pasalnya, laporan tahunan tersebut kerap terlambat karena harus menghimpun data dari lebih dari 600 sekolah.
Plt. Kepala Disdikbud Kukar, Pujianto, mengakui jumlah aset pendidikan di Kukar sangat besar, baik berupa aset bergerak maupun tidak bergerak. Sebagian besar berada di sekolah, sehingga proses pengumpulan data administrasi menjadi tantangan tersendiri.
“Jumlah aset kita sangat banyak, paling banyak di sekolah. Inilah yang membuat laporan aset sering molor, karena pendataan dari sekolah tidak bisa cepat selesai,” ungkap Pujianto, Kamis (4/9/2025).
Ia menjelaskan, laporan aset yang terlambat biasanya berdampak pada penyusunan laporan keuangan yang harus diserahkan ke Badan Pemeriksa Keuangan Daerah (BPKD). Kondisi ini kerap membuat Disdikbud mendapat sorotan.
“Tahun ini kami berusaha jangan sampai ada penumpukan di akhir. Sekolah-sekolah sudah kami minta untuk mulai mendata sejak dini agar rekapitulasi lebih tertib,” tegasnya.
Sebagai langkah perbaikan, Disdikbud Kukar mendorong percepatan pengumpulan data aset sejak awal tahun. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan ketepatan waktu sekaligus memperbaiki tata kelola administrasi.
“Kalau administrasi aset tertib, laporan keuangan lancar dan pengelolaan pendidikan juga makin transparan. Itu yang ingin kita capai bersama,” pungkas Pujianto.
Pewarta : Indirwan Editor : Fairuzzabady