KUMALANEWS.ID, KUTAI KARTANEGARA – Keikutsertaan siswa SMPN 1 Tenggarong dalam Pekan Kebudayaan Daerah (PKD) 2025 dimanfaatkan sebagai pembelajaran berbasis proyek. Kepala sekolah, Imam Huzaeni, menekankan bahwa siswa belajar langsung di lapangan melalui dokumentasi dan laporan kegiatan, bukan sekadar menjadi pengunjung.
Menurut Imam, pihak sekolah memberikan penugasan khusus kepada peserta didik agar mereka mengamati, mendokumentasikan, dan membuat laporan mengenai kebudayaan Kutai Kartanegara. Pendekatan ini menghubungkan teori di kelas dengan pengalaman nyata di lapangan.
“Anak-anak kami giring ke sini untuk melakukan kunjungan dengan tugas berbasis proyek. Mereka membuat laporan kegiatan yang nantinya akan dinilai guru sebagai bagian dari penilaian akademik,” ujar Imam, Selasa (21/10/2025).
Hasil laporan kunjungan akan menjadi bagian dari evaluasi akademik. Para guru menilai kemampuan siswa dalam mengamati, menulis, dan mendokumentasikan kegiatan budaya sebagai penerapan pembelajaran kontekstual yang nyata.
Imam menjelaskan bahwa untuk PKD 2025 ini, siswa SMPN 1 Tenggarong masih berperan sebagai pengunjung. Namun, sekolah membuka peluang agar di masa mendatang, siswa dapat menampilkan karya atau pertunjukan budaya.
“Informasinya cukup mendadak, jadi saat ini anak-anak masih sebagai pengunjung. Tapi ke depan, bukan tidak mungkin mereka ikut serta dalam pameran atau pentas seni budaya,” jelas Imam.
Selain melalui PKD, SMPN 1 Tenggarong juga aktif mengembangkan ekstrakurikuler seni dan budaya, seperti tarsul, tari tradisional, membatik, hingga berdandan adat. Kegiatan ini menjadi wadah bagi siswa mengekspresikan bakat sekaligus melestarikan budaya lokal.
Prestasi siswa sekolah ini juga patut dibanggakan. Tim tarsul SMPN 1 Tenggarong berhasil meraih juara satu dan juara tiga tingkat provinsi, dan akan mewakili Kutai Kartanegara di ajang nasional pada tahun ini.
Imam menekankan bahwa kegiatan budaya penting untuk menumbuhkan kecintaan dan rasa bangga terhadap budaya daerah. Dengan memahami akar budaya sejak dini, generasi muda diharapkan mampu melestarikan warisan budaya Kutai Kartanegara.
“Harapan kami, anak-anak dapat terus mencintai budaya Kutai Kartanegara dan budaya Nusantara, agar mereka tidak kehilangan jati diri sebagai generasi muda Indonesia,” pungkas Imam Huzaeni.
ADV Disdikbud Kukar Pewarta : Indirwan Editor : Fairuzzabady @2025