KUMALANEWS.ID, KUTAI KARTANEGARA – Simpang Odah Etam (SOE), salah satu ruang publik di jantung Kota Tenggarong, Kutai Kartanegara (Kukar), terus menarik perhatian warga lokal hingga pengunjung dari luar daerah. Tak hanya sebagai tempat bersantai, SOE kini juga menjadi pusat interaksi sosial, belanja kuliner, hingga pertunjukan seni budaya.
Ananda, salah satu pengunjung yang ditemui di lokasi, mengatakan bahwa Simpang Odah Etam menjadi pilihan utamanya untuk melepas penat sekaligus menikmati suasana kota.
“Biasanya langsung belanja-belanja aja sih, Kak. Kebutuhan, makanan, pokoknya santai. Kalau enggak beli ya jalan-jalan aja,” ujarnya saat diwawancarai, Sabtu (9/8/2025) sore.
Menurutnya, letak SOE yang strategis dan desain ruang yang terbuka membuat tempat ini terasa hidup. Ditambah dengan keberadaan panggung kecil dan aneka jajanan lokal, suasana menjadi lebih meriah dan ramai.
“Tempatnya rame karena strategis, jajanannya juga banyak. Jadi orang pengen datang terus,” ucap Ananda.
SOE juga dinilai sudah mulai mencerminkan identitas budaya Kalimantan Timur melalui ornamen khas dan pertunjukan seni tradisional yang sesekali digelar. Namun, menurut Ananda, nuansa lokal ini masih bisa ditingkatkan agar lebih terasa kental bagi pengunjung.
Meski nyaman, ada beberapa hal yang dirasa masih perlu diperbaiki, terutama dari sisi keamanan untuk anak-anak.
“Kalau ramah anak-anak masih kurang, karena masih ada yang merokok atau nge-vape di area umum. Tapi kenyamanan tempat secara umum sih oke,” tutur Ananda.
Yang paling berkesan bagi Ananda adalah pertunjukan seni yang digelar di SOE. Ananda berharap ke depan panggung pertunjukan bisa diposisikan lebih sentral agar lebih mudah diakses dan dinikmati oleh pengunjung.
“Kalau bisa, hiburannya ditaruh di tengah, jangan terlalu di pinggir. Biar lebih kelihatan semua orang,” pintanya.
Tak hanya soal penataan, pengelolaan fasilitas juga masih menjadi perhatian. Salah satunya adalah tempat sampah yang dinilai belum cukup tersedia dan belum dikelola dengan baik.
“Pengelolaan sampahnya masih kurang. Perlu ditambah dan ditingkatkan,” tutup Ananda.
Pewarta : Muhammad Zailany Editor : Fairuzzabady