KUMALANEWS.ID, SAMARINDA – Komisi I DPRD Kota Samarinda menggelar rapat dengar pendapat (hearing) membahas permohonan kegiatan TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) di Jalan Perintis II, RT 19, Kelurahan Lok Bahu, Kecamatan Sungai Kunjang, Selasa (21/10/2025).
Rapat yang berlangsung di Ruang Rapat Utama Lantai 2 Gedung DPRD Kota Samarinda itu dipimpin oleh Ketua Komisi I DPRD Samarinda, Samri Shaputra, serta dihadiri anggota Komisi I dan Komisi III, perwakilan PT Bukit Baiduri Energi (BBE), Ketua RT 18, RT 19, RT 20, perwakilan warga, Camat Sungai Kunjang, dan Lurah Lok Bahu.
Fokus pembahasan hearing tersebut adalah permintaan warga agar kolam pemampatan air (void) di kawasan Lok Bahu tidak ditutup oleh pihak perusahaan tambang. Kolam tersebut selama ini menjadi sumber air utama warga untuk berbagai keperluan, seperti pertanian, perikanan, hingga kebutuhan MCK.
Ketua Komisi I DPRD Samarinda, Samri Shaputra, menyampaikan bahwa hearing digelar sebagai tindak lanjut atas keluhan masyarakat yang khawatir kehilangan sumber air vital mereka.
“Masyarakat meminta agar kolam tersebut jangan ditutup. Itu bukan bekas galian tambang, tetapi terbentuk dari tumpukan tanah OB (over burden) yang kemudian menampung air dan dimanfaatkan oleh warga,” jelas Samri.
Ia menambahkan, kolam tersebut telah memberikan manfaat besar bagi masyarakat sekitar selama bertahun-tahun.
“Air dari kolam itu digunakan untuk pertanian, perikanan, bahkan kebutuhan rumah tangga. Tadi kita sepakati sementara agar PT BBE tidak menutup kolam itu dulu. Jika memang ada rencana penutupan, sebaiknya dibahas kembali untuk mencari solusi terbaik,” ujarnya.
Lebih lanjut, Samri mengatakan pihaknya belum membahas soal kompensasi secara rinci, namun menekankan pentingnya kerja sama antara masyarakat, pemerintah, dan perusahaan dalam mencari solusi yang adil.
“BBE sudah menyatakan kesediaan membantu mengatasi persoalan air bagi warga. Kami dorong agar persoalan ini diselesaikan secara kolaboratif dan tidak merugikan masyarakat,” tambahnya.

Ketua RT 19 Lok Bahu, Sapriansyah, usai menghadiri hearing bersama Komisi I DPRD Kota Samarinda terkait permohonan kegiatan TMMD dan pembahasan kolam pemampatan air di Kelurahan Lok Bahu, Selasa (21/10/2025). Foto: Yana
Sementara itu, Ketua RT 19 Lok Bahu, Sapriansyah, mengungkapkan bahwa kolam tersebut telah dimanfaatkan warga selama puluhan tahun dan menjadi sumber air utama bagi tiga RT, yakni RT 18, RT 19, dan RT 21.
“Kolam itu memang berada di wilayah BBE, tapi selama ini kami gunakan untuk pertanian, perikanan, MCK, bahkan Mushola dan Posyandu juga memakai air dari situ. Sekitar 70 warga mengandalkan air dari kolam itu,” ujarnya.
Sapriansyah juga menyampaikan kekhawatiran warga atas rencana penutupan kolam oleh perusahaan.
“Kami berharap kolam itu jangan ditutup karena sangat vital. Kalau pun memang harus ditutup, kami mohon ada solusi terbaik bagi warga. Air ini sudah lama kami manfaatkan tanpa masalah dan jauh lebih hemat dibandingkan alternatif lain,” pungkasnya.
Pewarta : Yana Editor : Awang @2025