KUMALANEWS.ID, KUTAI KARTANEGARA — Gelaran Kukar Festival Budaya Nusantara (KFBN) 2025 kembali mencuri perhatian publik, khususnya para delegasi kesenian dari berbagai penjuru Indonesia. Keberagaman budaya, antusiasme masyarakat, dan kemasan acara yang meriah membuat festival ini menjadi sorotan nasional.
Salah satu daya tarik utama adalah pertunjukan jalanan (street performance) yang rutin digelar setiap sore di kawasan Simpang Odah Etam, Tenggarong. Berbagai penampilan seni dari berbagai daerah Indonesia menghidupkan ruang publik dengan warna budaya yang khas dan otentik.
Salah satu delegasi yang tampil adalah Dina, seniman dari Rumah Karya Mekongga Art, Kendari, Sulawesi Tenggara. Ia mengaku kagum dengan semangat pelestarian budaya yang ditunjukkan dalam festival ini.
“Luar biasa. Masih mempertahankan tradisi, budaya, dan antusiasme masyarakat yang tinggi sekali terhadap acara ini,” ujar Dina, belum lama ini.
Menurut Dina, KFBN tidak hanya menjadi ruang ekspresi seni, tetapi juga mencerminkan semangat inklusivitas dan keterbukaan dalam merangkul seluruh budaya dari pelosok Nusantara.
Dina sendiri bukan pendatang baru di KFBN. Tahun ini menjadi kali keempat ia tampil dalam festival tersebut, dan setiap kesempatan selalu meninggalkan kesan yang mendalam baginya.
“Harapan saya, ke depan festival ini bisa lebih maju lagi dan lebih banyak mendukung kehadiran budaya-budaya dari provinsi lain untuk tampil di Kukar,” imbuhnya.
Dalam penampilannya kali ini, Dina dan tim membawakan Tarian Lariangi, sebuah tarian sakral dari Sulawesi Tenggara yang menggambarkan penyambutan raja yang kembali dari medan perang. Tarian ini sarat nilai sejarah dan menjadi bentuk penghormatan terhadap kepemimpinan dalam adat masyarakat.
“Tarian yang kami tampilkan tadi menceritakan tentang penyambutan raja di zaman peperangan. Saat raja kembali dari medan perang, masyarakat menyambutnya dengan tarian Lariangi,” jelas Dina.
Ia juga menyampaikan harapan agar Kabupaten Kutai Kartanegara terus mempertahankan semangat pelestarian budaya, membuka ruang untuk kolaborasi seni antar daerah, dan menjadi barometer festival budaya Nusantara yang semakin maju di masa mendatang.
“Semoga Kukar semakin sukses dan KFBN terus menjadi ruang besar bagi pertemuan budaya-budaya Indonesia,” pungkasnya.
Pewarta & Editor : Fairuzzabady