KUMALANEWS.ID, SAMARINDA – Menjelang peringatan Hari Santri Nasional yang diperingati setiap 22 Oktober, Anggota Komisi IV DPRD Kota Samarinda Ismail Latisi menegaskan bahwa santri memiliki peran besar dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Namun, di era modern saat ini, ia mengingatkan pentingnya santri untuk beradaptasi dengan perkembangan teknologi agar tidak tertinggal.
Saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (20/10/2025), Ismail menjelaskan bahwa peringatan Hari Santri tidak bisa dilepaskan dari Resolusi Jihad yang dikeluarkan oleh KH. Hasyim Asy’ari pada 22 Oktober 1945. Resolusi itu menjadi tonggak sejarah penting, ketika para ulama dan santri menyerukan jihad untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari agresi militer Belanda.
“Kalau kita bicara Hari Santri, tidak terlepas dari keluarnya Resolusi Jihad oleh KH. Hasyim Asy’ari yang kaitannya dengan mempertahankan Indonesia dari Belanda yang saat itu melakukan agresi militer,” ujar Ismail.
Ia menambahkan, santri memiliki sejarah panjang dalam perjuangan bangsa, bahkan sebelum Indonesia merdeka. Menurutnya, kontribusi kalangan santri sangat besar, terutama pada masa awal pembentukan Tentara Nasional Indonesia.
“Tentara di masa awal kemerdekaan itu sebagian besar berasal dari laskar-laskar santri, sementara para pemimpinnya dari kalangan ulama. Jadi, tidak salah jika tema Hari Santri tahun ini adalah ‘Mengawal Indonesia Merdeka, Menuntun Peradaban Dunia’, karena santri memang punya peran besar dalam perjalanan bangsa,” jelasnya.
Lebih lanjut, Ismail menekankan bahwa Hari Santri bukan hanya momen untuk mengenang sejarah, tetapi juga menjadi pengingat bagi pesantren agar terus bertransformasi menghadapi tantangan zaman.
“Kita berharap santri tidak tertinggal dari sekolah-sekolah umum. Pesantren memang fokus pada ilmu agama, tapi jangan sampai ketinggalan dalam hal teknologi, apalagi di era digital seperti sekarang,” ungkapnya.
Menurutnya, pesantren dan santri perlu beradaptasi dengan perkembangan zaman tanpa meninggalkan nilai-nilai luhur yang telah menjadi ciri khasnya.
“Santri harus tetap menjaga jati diri dan nilai-nilai yang menjadi ciri khas mereka, tapi juga harus mampu menyesuaikan diri dengan kondisi global. Kurikulum di pesantren perlu terus menyesuaikan dengan perkembangan zaman agar tetap relevan,” tutupnya.
Peringatan Hari Santri Nasional 2025 mengusung tema “Mengawal Indonesia Merdeka, Menuntun Peradaban Dunia”, sebagai bentuk penghormatan terhadap peran besar santri dalam menjaga, mengisi, dan memajukan kemerdekaan Indonesia hingga hari ini.
Pewarta: Yana Editor : Awang @2025