KUMALANEWS.ID, KUTAI KARTANEGARA – Di tengah derasnya pengaruh modernisasi dan digitalisasi, Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) berupaya meneguhkan komitmen menjaga jati diri daerah lewat Anugerah Kebudayaan Kukar 2025.
Kegiatan yang pertama kali digelar ini tidak hanya menjadi ajang penghargaan bagi pelaku seni dan budaya, tetapi juga wujud nyata kepedulian pemerintah terhadap keberlanjutan tradisi yang mulai tergerus zaman.
Kepala Disdikbud Kukar, Thauhid Afrilian Noor, menegaskan bahwa penghargaan ini hadir sebagai bentuk perlindungan dan regenerasi pelaku budaya di daerah. Ia menyebut banyak pelaku seni tradisi yang telah lama berkarya tanpa sorotan publik, padahal peran mereka sangat penting dalam menjaga identitas daerah.
“Melalui Anugerah Kebudayaan, kami ingin menyalakan kembali semangat generasi muda untuk mengenal dan mencintai budayanya sendiri. Ini bukan hanya tentang masa lalu, tapi tentang keberlanjutan,” ujarnya pada Rabu (22/10/2025).
Thauhid menjelaskan, kegiatan ini juga menjadi sarana transfer nilai dari para maestro seni dan tradisi kepada generasi penerus. Kategori penghargaan yang mencakup Maestro Seni, Pelestari, Pelopor, hingga Komunitas Budaya diharapkan mampu menciptakan jembatan antargenerasi dalam menjaga warisan lokal.
“Modernisasi tak bisa dihindari, tapi kita harus memastikan budaya tetap menjadi akar yang kuat. Karena tanpa akar, kita mudah kehilangan arah,” tambahnya.
Selain menjadi ajang apresiasi, kegiatan ini juga memperkuat implementasi Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan, serta Peraturan Daerah Kukar Nomor 4 Tahun 2018 yang menegaskan pentingnya identitas budaya dalam pembangunan daerah.
Thauhid mengungkapkan, Disdikbud Kukar berkomitmen menjadikan Anugerah Kebudayaan sebagai agenda tahunan dengan sistem seleksi yang transparan dan profesional, melibatkan tim independen dari berbagai latar belakang seni dan budaya.
“Dengan adanya penghargaan ini, kami berharap muncul lebih banyak tokoh muda yang berani mengembangkan budaya lokal melalui pendekatan kreatif tanpa meninggalkan nilai aslinya,” jelasnya.
Menurutnya, regenerasi pelaku budaya adalah tantangan besar di era digital. Karena itu, pemerintah daerah harus hadir memberikan ruang, perhatian, dan penghargaan agar warisan leluhur tidak hanya menjadi sejarah, melainkan terus hidup dalam bentuk karya baru yang relevan dengan zaman.
“Kukar punya kekayaan budaya yang luar biasa. Tugas kita adalah memastikan budaya itu tetap hidup, dikenal, dan dibanggakan generasi berikutnya,” tutupnya.
ADV Disdikbud Kukar Pewarta : Indirwan Editor : Fairuzzabady @2025