Menu

Mode Gelap
Tim SAR Terus Lakukan Pencarian Pemancing yang Diterkam Buaya di Sungai Kariangau Balikpapan Dukung Penguatan Bank Sampah, Komisi III DPRD Samarinda Dorong Peningkatan Kinerja dan Administrasi di Gunung Lingai Pemancing Diterkam Buaya di Sungai Kariangau, Tim SAR Balikpapan Lakukan Pencarian Kredit Kukar Idaman Dorong Kemandirian Ekonomi Warga Binaan dan Masyarakat Warga Binaan Lapas Tenggarong Siap Dukung Pasokan Pangan Program MBG Kukar

NASIONAL · 7 Agu 2025 15:15 WITA ·

Mendag: Omnichannel jadi solusi untuk mengatasi fenomena rojali


 Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso ditemui di kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Kamis (7/8/2025). ANTARA/Maria Cicilia Galuh. Perbesar

Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso ditemui di kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Kamis (7/8/2025). ANTARA/Maria Cicilia Galuh.

“Apakah dia membeli lewat online atau offline, itu kebebasan konsumen untuk memilih barang. Masalah belanjanya di mana, ya silahkan. Nah, fenomena ini akhirnya kita tangkap dengan hybrid dengan omnichannel”.

 

KUMALANEWS.ID, JAKARTA – Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menyampaikan omnichannel atau penjualan yang mengintegrasikan antara luring dan daring merupakan salah satu solusi untuk mengatasi fenomena rombongan jarang beli atau yang dikenal dengan rojali.

Budi menjelaskan, konsumen memiliki hak untuk memilih berbelanja di toko fisik atau melalui niaga elektronik (e-commerce). Menurutnya, apa yang dilakukan oleh rojali merupakan hal yang wajar.

“Apakah dia membeli lewat online atau offline, itu kebebasan konsumen untuk memilih barang. Masalah belanjanya di mana, ya silahkan. Nah, fenomena ini akhirnya kita tangkap dengan hybrid dengan omnichannel,” ujar Budi di Jakarta, Kamis.

Dengan perkembangan digital, toko fisik diharapkan juga mampu memiliki toko daring. Menurutnya, kebanyakan masyarakat melihat produk secara langsung di toko, dan melakukan pembelian melalui niaga elektronik.

Selain itu, fitur live shopping atau berjualan secara langsung menjadi wadah untuk memperlihatkan produk secara nyata dan bukan sekadar gambar.

“Saya pikir itu hal-hal yang bisa kita lakukan, sehingga transformasi antara offline dan online bisa berjalan dengan baik. Kita harus setara, harus sama seperti dulu ketika ritel modern datang, toko kelontong merasa tersesat. Toko kelontong merasa terpinggirkan karena menganggap kehadiran ritel modern itu membunuh toko kelontong,” katanya.

Lebih lanjut, Budi mengatakan pemilik toko fisik mau tidak mau, harus membuka toko daring, sehingga setelah melihat secara langsung, para calon pembeli tersebut dapat melanjutkan transaksi secara online.

Ia juga menekankan bahwa toko fisik dan daring telah bertransformasi mengikuti perkembangan zaman.

Menurutnya, niaga elektronik tidak hanya sekadar untuk menjual barang saja, tetapi juga mengajarkan untuk mengemas produk dengan bagus dan menarik.

“Jadi sekarang ini karena antara offline dan online ini kan lagi transformasi ya, antara online dan offline,” imbuh Budi.

Sumber: www.antaranews.com

Artikel ini telah dibaca 10 kali

badge-check

Redaksi

Baca Lainnya

Didaulat jadi Duta Posbankum Se Indonesia, Gubernur Sherly Pastikan Akses Keadilan telah melewati batas kota dan masuk ke Desa, kepulauan dan Dusun

13 Oktober 2025 - 12:15 WITA

lip016c

Sembilan orang jadi tersangka perusakan Polsek dan Polres di Jaktim

6 September 2025 - 19:15 WITA

kerusakan polres jakarta timur 30082025 bal 6.jpg

Warga kembalikan 32 barang milik Ahmad Sahroni yang dijarah

6 September 2025 - 18:15 WITA

massa datangi rumah ahmad sahroni 2612157.jpg

12 orang jadi tersangka kasus penjarahan rumah Uya Kuya

6 September 2025 - 17:15 WITA

1000598905.jpg

Media Massa Harus Kedepankan Standar Etika Tertinggi untuk Pastikan Integritas Informasi

2 September 2025 - 15:15 WITA

lip79 664x354 1

Dewan Pers Serukan Media Tetap Profesional Liput Unjuk Rasa

30 Agustus 2025 - 09:15 WITA

lip02a
Trending di NASIONAL