KUMALANEWS.ID, KUTAI KARTANEGARA – Seorang pria bernama Joko Satriyo (20), warga Desa Sembung, Kecamatan Sukorame, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, ditemukan meninggal dunia di Sungai Mahakam setelah sebelumnya dilaporkan hilang di Dusun Pendemara, Desa Tuana Tuha, Kecamatan Kenohan, Kutai Kartanegara (Kukar).
Joko terakhir terlihat pada Senin (11/8/2025) malam, usai pulang ke mes setelah libur. Sore harinya, ia sempat pergi ke Desa Tuana Tuha dan kembali setelah Magrib. Sekitar pukul 22.00 WITA, warga mulai mencari karena ia tidak terlihat di mes maupun di sekitar lingkungan.
Pencarian malam itu tidak membuahkan hasil. Keesokan paginya, warga menemukan topi milik Joko di tepi sungai. Diketahui, ia memang tidak bisa berenang. Informasi dari rekan-rekannya menyebutkan, sebelum hilang Joko sempat keluar rumah membawa charger ponsel. Setelah dicari, ia tak ditemukan, namun siang harinya charger tersebut justru kembali berada di rumah.
Tim Pos Damkarmatan Sektor Kecamatan Kota Bangun bersama masyarakat dan kepolisian melakukan penyisiran sungai sejauh ±30 km hingga Desa Teluk Muda, namun hasilnya nihil.
“Setelah menerima laporan, pukul 08.00 WITA Tim Pos Kota Bangun langsung menuju lokasi kejadian. Bersama masyarakat dan kepolisian, Tim kami melakukan pencarian,” ujar Kepala Disdamkarmatan Kukar, Fida Hurasani, Selasa (12/8/2025).
Setelah beristirahat pukul 16.00 WITA, tim kembali melanjutkan pencarian. Sekitar 4,5 km dari titik awal, mereka berpapasan dengan kapal tugboat penarik batu bara. Salah satu awak kapal memberi isyarat dan melalui radio HT memberitahukan adanya sesosok mayat mengapung di tepi sungai sebelah kanan arah mudik.
Tim segera menuju lokasi dan, sekitar 500 meter dari titik pertemuan, pada pukul 16.09 WITA, jasad Joko Satriyo berhasil dievakuasi. Jenazah dibawa ke Dusun Pendemaran sebelum diserahkan kepada pihak kepolisian.
Dengan ambulans PMI, jenazah kemudian dibawa ke Puskesmas Kecamatan Kenohan untuk visum.
“Setelah proses penyerahan jenazah, tim kembali ke Pos Kota Bangun dan telah tiba di markas pada sore hari,” tutup Fida Hurasani.
Pewarta & Editor : Fairuzzabady