KUMALANEWS.ID, KUTAI KARTANEGARA — Pemerintah Desa Perangat Selatan, Kecamatan Marangkayu, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), berencana menjadikan kawasan Embung Desa tak hanya sebagai destinasi wisata, tapi juga sebagai ruang pelestarian budaya masyarakat multietnis melalui pembangunan Kampung Adat.
Kepala Desa Perangat Selatan, Sarkono, mengatakan bahwa pengembangan Kampung Adat ini merupakan salah satu gagasan besar dari masyarakat yang berasal dari berbagai latar belakang budaya. “Warga kami sangat beragam, ada dari Jawa, Madura, Sulawesi, Lombok, Dayak, Banjar, hingga Kutai. Ini adalah kekayaan yang perlu diangkat dan dijaga,” ujarnya, Jum’at (27/06/2025).
Rencana pembangunan Kampung Adat ini akan terintegrasi dalam pengembangan kawasan Embung Desa, yang sejak tiga tahun terakhir dibangun secara bertahap melalui dana Corporate Social Responsibility (CSR) tanpa melibatkan anggaran pemerintah daerah.
“Kami ingin membangun Kampung Adat sebagai ruang kreasi, ekspresi, dan pelestarian budaya. Ini juga jadi bagian dari visi kami menjadikan embung sebagai pusat kegiatan edukatif dan sosial masyarakat,” jelas Sarkono.
Embung Desa sendiri telah dilengkapi sejumlah fasilitas dasar seperti toilet, gazebo, dan empat unit ruko yang dibangun oleh PT Pertamina Hulu Sanga Sanga (PHSS). Selain itu, PT Mahakam Sumberjaya (MSJ) juga turut mendukung penataan kawasan.
Dalam waktu dekat, kawasan tersebut akan dilengkapi gedung perpustakaan yang dibangun oleh Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kukar sebagai penunjang fungsi edukasi, terutama bagi pelajar dari sekolah-sekolah di desa yang telah tersedia dari jenjang SD hingga SMA.
Pemerintah desa juga telah mengirim surat resmi kepada Dinas Pariwisata Kukar untuk meminta pendampingan penyusunan perencanaan kawasan, termasuk blueprint Kampung Adat dan wisata edukatif yang diusung.
“Kami sangat butuh dukungan untuk membentuk Pokdarwis, karena itu adalah ujung tombak pengembangan wisata. Sampai sekarang, desa kami belum memiliki kelompok tersebut,” ujar Sarkono.
BUMDes Perangat Selatan juga akan dilibatkan secara aktif, termasuk dalam pengelolaan wisata air dengan rencana pengadaan sepeda air yang bisa dimanfaatkan di area embung.
“Harapannya, kawasan ini bisa menjadi pusat wisata yang inklusif, tidak hanya menarik bagi pengunjung luar, tapi juga menjadi tempat warga sendiri mengekspresikan budayanya dan mendapatkan manfaat ekonomi,” tandas Sarkono.(ADV/DiskominfoKukar)