Menu

Mode Gelap
Bunda PAUD Maluhu Wakili Kaltim di Lomba Bunda PAUD Nasional 1486 Warga Tanam Kopi Liberika di IKN, Pecahkan Rekor MURI Duta Besar dan Investor Dunia Jajaki Peluang Investasi melalui Mahakam Investment Forum 2025 di IKN Tausyiah TVRI “Nusantara Bertabliqh” Membangun Nusantara Yang Berakhlak Mulia Dukung Program Prioritas Presiden, Otorita IKN Ajak Masyarakat Nusantara Hidup Sehat Lewat Cek Kesehatan Gratis

BERITA DAERAH · 11 Agu 2025 15:15 WITA ·

Sumna dan Toha, Dua Pedagang Bendera yang Bertahan di Tengah Sepinya Pembeli


 Sumna pedagang bendera saat memberikan keterangan kepada seorang awak media, terkait penurunan penjualan bendera dan pernak pernik khas Agustus. (Foto: Muhammad Zailany/Fairuzzabady/Kumalanews.id) Perbesar

Sumna pedagang bendera saat memberikan keterangan kepada seorang awak media, terkait penurunan penjualan bendera dan pernak pernik khas Agustus. (Foto: Muhammad Zailany/Fairuzzabady/Kumalanews.id)

KUMALANEWS.ID, KUTAI KARTANEGARA – Menjelang peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-80, ruas-ruas jalan di Tenggarong mulai dipenuhi pedagang bendera merah putih. Meski suasananya mengingatkan pada semangat nasionalisme, para pedagang musiman mengaku penjualan tahun ini menurun drastis.

Sumna dan Toha, dua pedagang bendera yang sudah bertahun-tahun mangkal di sekitar Jalan Kartini, mengaku omzet harian kini hanya sekitar Rp100 ribu.

“Saya jualan di sini sejak 2006, nggak pernah pindah-pindah. Kalau Toha bahkan sudah 20 tahunan,” kata Sumna, Senin (11/8/2025).

Menurut Sumna, penurunan penjualan dipicu tren budaya populer yang menggeser minat masyarakat.

“Sekarang banyak yang cari bendera One Piece. Bendera merah putih malah kalah pamor,” keluhnya.

Toha menambahkan, tren bendera bergambar karakter animasi itu lebih diminati anak muda, sementara hujan yang kerap turun beberapa hari terakhir membuat warga enggan keluar rumah. Harga bendera yang dijual berkisar Rp20 ribu hingga Rp50 ribu, tergantung ukuran, dan sebagian besar didatangkan dari Garut, Jawa Barat.

Pemerintah daerah sempat mewacanakan pembagian bendera gratis kepada warga. Para pedagang mendukung ide tersebut, namun berharap kebijakan itu mempertimbangkan kelangsungan usaha mereka.

“Kalau benar dibagi, ya Alhamdulillah. Semoga tetap ada rezeki buat kami. Tapi sekarang masih rencana,” ujar Toha.

Dengan modal usaha Rp3 juta–Rp5 juta per musim, mereka berencana tetap berjualan hingga 17 Agustus. Harapannya, puncak perayaan kemerdekaan mampu mendongkrak penjualan, meski tahun ini kemungkinan besar keuntungan tak akan menutupi biaya hidup selama merantau.

Kisah Sumna dan Toha menggambarkan perjuangan pedagang kecil yang menggantungkan hidup pada momen nasional, namun kini harus bersaing dengan cuaca, selera pasar yang berubah, dan derasnya arus budaya populer.

 

Pewarta : Muhammad Zailany
Editor  : Fairuzzabady
Artikel ini telah dibaca 10 kali

badge-check

Redaksi

Baca Lainnya

Bunda PAUD Maluhu Wakili Kaltim di Lomba Bunda PAUD Nasional

11 Oktober 2025 - 10:15 WITA

lip13b

Tim SAR Temukan Seluruh Korban Kecelakaan Perahu di Sungai Meratak, Operasi SAR Resmi Ditutup

8 Oktober 2025 - 18:15 WITA

WhatsApp Image 2025 10 08 at 18.17.12

Disdikbud Kukar Dorong Literasi Budaya Lewat Workshop Film Dokumenter Pelajar 2025

8 Oktober 2025 - 11:15 WITA

lip015m

Workshop Film Dokumenter 2025, Disdikbud Kukar Tanamkan Jiwa Kreatif dan Kepemimpinan Pelajar SMP

8 Oktober 2025 - 10:15 WITA

lip015l

Dua Korban Masih Dicari, Tim SAR Lanjutkan Operasi di Sungai Meratak, Kutai Timur

8 Oktober 2025 - 09:15 WITA

lip015i

Perahu Terbalik di Sungai Meratak, Tim SAR Lanjutkan Pencarian Dua Korban Hilang

8 Oktober 2025 - 08:15 WITA

lip015g
Trending di BERITA DAERAH