KUMALANEWS.ID, KUTAI KARTANEGARA – Direktorat Jenderal Diplomasi, Promosi, dan Kerja Sama Kebudayaan Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia bekerja sama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) menyelenggarakan Forum Diskusi Budaya di Kompleks Museum Mulawarman, Tenggarong, Senin (27/10/2025).
Forum ini menjadi wadah bagi para pelaku seni dan budaya daerah untuk menyampaikan gagasan dan persoalan yang dihadapi dalam upaya memajukan kebudayaan lokal.
Kepala Bidang Kebudayaan Disdikbud Kukar, Puji Utomo, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari program nasional pemajuan kebudayaan, yang bertujuan memperkuat sinergi antara pemerintah pusat dan daerah.
“Alhamdulillah, kami menjadi fasilitator dari Kementerian Kebudayaan untuk berdiskusi bersama para seniman dan pelaku budaya di Kutai Kartanegara,” ujarnya.
“Hari ini dilaksanakan di Tenggarong, dan besok akan berlanjut di Balikpapan,” sambungnya.
Menurut Puji, salah satu isu utama yang muncul dalam diskusi adalah lemahnya pendataan terhadap pelaku budaya di daerah. Banyak seniman dan komunitas budaya di Kukar belum memiliki portofolio atau dokumen pendukung yang lengkap, sehingga kesulitan ketika harus mengajukan bantuan atau program dari pemerintah pusat.
“Permasalahan utama yang kami temukan adalah lemahnya data. Banyak pelaku budaya belum memiliki portofolio, sehingga sulit terverifikasi ketika program bantuan atau hibah dibuka. Ini menjadi catatan penting yang akan kami sampaikan ke pusat,” jelasnya.
Puji juga menekankan bahwa kondisi ini berbeda dengan daerah-daerah di Pulau Jawa, yang umumnya memiliki data kebudayaan lebih lengkap dan sistem pelaporan lebih tertata. Sementara di wilayah pedalaman Kalimantan, keterbatasan akses dan fasilitas menjadi kendala utama.
“Banyak pelaku budaya kita yang berada di wilayah pedalaman. Akses informasi terbatas, jaringan juga tidak selalu memadai. Akibatnya, pelaporan dan komunikasi dengan pusat sering terhambat,” tambahnya.
Dalam forum tersebut, sejumlah tokoh budaya turut memberikan masukan konstruktif untuk memperbaiki sistem pendataan dan pengelolaan kebudayaan di Kukar. Beberapa di antaranya menyoroti pentingnya pembinaan berkelanjutan agar seniman lokal memiliki kemampuan administrasi dan dokumentasi yang baik.
“Masukan yang disampaikan sangat positif. Tidak bersifat kritik semata, melainkan membangun. Misalnya tentang penegasan identitas budaya Kutai Kartanegara dan pentingnya memperkenalkan kembali sejarah lokal kepada masyarakat luas,” kata Puji.
Sebagai tindak lanjut, Kementerian Kebudayaan bersama Disdikbud Kukar berencana melakukan sosialisasi lanjutan dan pendampingan teknis untuk membantu para pelaku budaya menyiapkan portofolio serta laporan kegiatan yang sesuai standar nasional.
“Kami akan dibantu oleh tim dari Badan Pengembangan Kebudayaan (BPK) untuk memberikan panduan dan tautan resmi pengajuan data,” terang Puji.
“Harapannya, hambatan pelaporan di daerah, terutama di luar Jawa dan Sumatera, dapat diatasi,” tambah Puji.
Puji menegaskan bahwa hasil forum ini akan menjadi bahan laporan ke pemerintah pusat sebagai representasi suara pelaku budaya daerah. Ia berharap langkah tersebut dapat memperkuat posisi Kukar dalam peta kebudayaan nasional.
“Catatan-catatan dari forum ini akan kami bawa ke pusat. Semua saran dan permasalahan yang disampaikan akan didiskusikan lebih lanjut untuk mencari solusi bersama,” bebernya.
“Tujuannya satu, agar kebudayaan daerah tidak tertinggal dan tetap menjadi bagian dari wajah kebudayaan Indonesia,” pungkasnya.
ADV Disdikbud Kukar Pewarta : Indirwan Editor : Fairuzzabady @2025
















