KUMALANEWS.ID, KUTAI KARTANEGARA – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Kutai Kartanegara terus berupaya melestarikan Tari Jepen, salah satu kesenian tradisional khas pesisir Sungai Mahakam yang memiliki nilai sejarah dan filosofi mendalam. Tari ini dipercaya menggambarkan proses masuknya Islam ke Tanah Kutai dan menjadi simbol perpaduan antara budaya lokal dan ajaran Islam.
Pamong Budaya Ahli Muda Bidang Cagar Budaya Disdikbud Kukar, M. Saidar, menjelaskan bahwa Tari Jepen memiliki akar sejarah yang kuat di masyarakat Kutai. Gerakan dan irama musiknya terinspirasi dari alat musik tradisional seperti gambus dan gendang, yang sejak dahulu digunakan untuk mengiringi penyebaran nilai-nilai Islam di pesisir Mahakam.
“Tari Jepen ini adalah tarian pesisir Sungai Mahakam yang menceritakan bagaimana Islam masuk ke Tanah Kutai,” ungkap Saidar, Kamis (30/10/2025).
“Dari alunan gambus dan gendangnya, kita bisa melihat perpaduan budaya dan religi yang kuat,” tambah Saidar.
Lebih lanjut ia menjelaskan, Tari Jepen memiliki 13 gerak dasar yang menjadi fondasi dalam setiap koreografinya. Meski banyak kreasi dan inovasi yang dilakukan oleh para penari muda, Saidar menegaskan bahwa ciri khas gerak dasar tersebut harus tetap dipertahankan agar keaslian tarian tidak hilang.
“Sekarang memang banyak kreasi baru, tapi yang penting jangan sampai meninggalkan 13 gerak dasar itu. Itu adalah identitas Jepen yang tidak boleh diubah,” tegasnya.
Tari Jepen hingga kini masih sering ditampilkan dalam berbagai kegiatan pemerintahan dan acara kebudayaan, seperti Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ), Festival Erau, hingga Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang). Keberadaan tarian ini menjadi simbol kebanggaan daerah dan sarana memperkenalkan seni tradisi Kutai kepada masyarakat luas.
Dalam upaya pelestarian, Disdikbud Kukar juga rutin menggelar kegiatan lomba dan festival tari di berbagai kecamatan. Salah satunya adalah kegiatan lomba budaya di Kecamatan Sangasanga yang menampilkan Tari Jepen sebagai bagian utama.
“Sekarang anak-anak SD dan SMP sudah banyak yang bisa menarikan Jepen. Kami juga sedang mendorong generasi remaja agar ikut aktif melestarikannya. Ini bagian dari regenerasi pelaku seni agar Tari Jepen tetap hidup di Tanah Kutai,” tutur Saidar.
Ia menambahkan, pelestarian Tari Jepen juga menjadi bentuk kontribusi daerah dalam mendukung posisi Kutai Kartanegara sebagai mitra strategis Ibu Kota Nusantara (IKN) dalam bidang kebudayaan.
“Harapan kami, melalui Tari Jepen ini masyarakat luas semakin mengenal kekayaan budaya Kutai. Sebagai mitra IKN, kita harus mampu memperlihatkan identitas lokal yang kuat,” pungkasnya.
Dengan semangat pelestarian yang terus digelorakan, Tari Jepen diharapkan tidak hanya menjadi tarian tradisi, tetapi juga ikon budaya yang memperkuat jati diri masyarakat Kutai Kartanegara di tengah perkembangan zaman.
ADV Disdikdub Kukar Pewarta : Indirwan Editor : Fairuzzabady @2025
















