KUMALANEWS.ID – Prestasi membanggakan ditorehkan oleh SDN 018 Tenggarong, Kutai Kartanegara (Kukar) yang berhasil meraih Penghargaan Adiwiyata Mandiri, dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Republik Indonesia. Capaian prestasi itu diraih berkat langkah kreatif mengelola dan menjaga lingkungan di sekolah.
Penghargaan tersebut diserahkan oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, Dr.Ir Siti Nurbaya Bakar, M.Sc., kepada 134 sekolah yang mendapatkan penghargaan Adiwiyata Mandiri dan kepada 417 sekolah yang mendapatkan Adiwiyata Nasional di Auditorium Dr.Ir.Soedjarwo, Gedung Manggala Wanabakti, KLHK, Jakarta Pusat, pada Selasa (17/10/23) lalu.
“Alhamdulillah, kami sangat bersyukur dan merasa bangga di tahun 2023 ini, SDN 018 Tenggarong telah meraih predikat Adiwiyata Mandiri. Karena memang Adiwiyata itu bukan lomba, tapi sebuah program,” ujar Kepala Sekolah SDN 018 Tenggarong, Saida Hafina, Senin (30/10/23).
Lebih lanjut Saida Hafina menjelaskan, raihan prestasi ini merupakan sebuah gerakan secara berkesinambungan serta berjejaring dan bekerjasama dengan berbagai pihak. Sehingga hal tersebut, membuahkan hasil yang sangat membanggakan.
“Setelah perjuangan kami sejak 2013 lalu mengawali sekolah ini meraih Adiwiyata Kabupaten di tahun 2013, ungkapnya.
“Kemudian tahun 2014 Adiwiyata Provinsi, di tahun 2017 Adiwiyata Nasional dan di 2023 ini Sekolah kami meraih Adiwiyata Mandiri,” tambahnya.
Saida Hafina menyebut, bahwa keberhasilan itu sendiri berkat kerja tim, terutama dewan guru, komite sekolah dan pihak ketiga yang terus mendukung kegiatan di SDN 018 Tenggarong ini.
“Karena ini tidak mungkin bisa berhasil tanpa kerja tim, terutama para dewan guru, komite, dan pihak ketiga yang terus mendukung kami,” bebernya.

Kepala SDN 018 Tenggarong Kutai Kartanegara, Saida Hafina Menerima Penghargaan Adiwiyata Mandiri Tahun 2023 dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Republik Indonesia.(Foto : Istimewa)
Untuk mencapainya predikat Adiwiyata Mandiri itu, SDN 018 Tenggarong mengusung Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah (GPBLHS) dengan memiliki enam unsur yakni, kebersihan lingkungan dan sanitasi, pengelolaan sampah, konservasi air, konservasi energi, pemeliharaan tanaman dan menanam serta inovasi.
“Dari enam unsur itu, ada perbedaan antara Adiwiyata Nasional dengan Adiwiyata Mandiri yaitu adanya inovasi sekolah. Kemudian kami juga harus membina minimal 2 sekolah. Dan Sekolah binaan kami ada 3 yakni, 2 di Loa Kulu serta 1 di Tenggarong,” terang Saida Hafina.
Dengan mengambil inovasi dalam hal pengelolaan sampah dan penghematan kertas inilah, mengantarkan SDN 018 Tenggarong meraih Adiwiyata mandiri.
Dulunya, SDN 018 Tenggarong setiap ujian semester dan Ujian Sekolah selalu menggunakan kertas. Namun kini, hal tersebut tidak lagi digunakan, karena untuk mengurangi sampah kertas di Sekolah.
“Dalam gerakan ini kami mengurangi sampah kertas. Dalam ulangan semester, tengah semester dan ujian sekolah, kami menggunakan google form. Sehingga kami tidak menggunakan kertas lagi dan itu di uraikan dalam inovasi kami di bidang IT, sebagai sarana untuk ulangan anak-anak,” ungkap Saida Hafina.
Tak hanya itu, SDN 018 Tenggarong juga menerapkan berbagai kebijakan dalam pengelolaan sampah di Sekolah seperti kantin sehat tanpa plastik, menganjurkan peserta didik membawa botol minuman sendiri, menyampaikan galon air minum di setiap kelas dan penghematan penggunaan kertas.
“Kebijakan kami di Sekolah adalah menerapkan 3R yaitu, Reduce, Reuse dan Recycle,” jelas Saida Hafina.

Kepala SDN 018 Tenggarong Kutai Kartanegara, Saida Hafina Memegang dan Memperlihatkan Penghargaan Adiwiyata Mandiri Tahun 2023 dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Republik Indonesia.(Foto : Kumalanews.id)
Selain melibatkan tim kerja pengelolaan sampah di Sekolah, SDN 018 juga bekerjasama dengan para Ketua RT, Kelurahan dan Bank Sampah di RT setempat atau di sekitar area Sekolah.
“Kita juga bekerjasama dengan para ketua RT di sekitar Sekolah, pihak kelurahan dan Bank Sampaj di RT setempat, dalam pengelolaan sampah,” papar Saida Hafina.
Saida Hafina juga berharap, kedepannya program ini dapat terus dilanjutkan serta tetap bekerjasama dengan baik dan tidak hanya mengejar predikat, namun lebih kepada menanamkan karakter peduli dan cinta lingkungan.
“Kita lebih menanamkan bagaimana karakter ini tumbuh, menanamkan budaya cinta lingkungan, peduli dengan pelestarian lingkungan, baik itu skala kecil maupun besar,” tegasnya.
“Kita mengajarkan pada anak kelas rendah, ini nanti akan berlanjut kepada tingkat SMP, SMA dan kami selalu berpesan kepada anak-anak kita yang lulus, lanjutkan program kita di sini, jadilah pionir, jadilah orang yang pertama melakukan, jadilah pelopor, jangan jadi pengikut terus,” pungkasnya.(adv/disdikbudkukar)