KUMALANEWS.ID, KUTAI KARTANEGARA – Pemerintah Desa Prangat Selatan, Kecamatan Marangkayu, Kutai Kartanegara (Kukar), resmi membentuk Koperasi Desa Merah Putih pada bulan lalu. Pembentukan koperasi dilakukan melalui Musyawarah Desa Khusus (Musdesus) bersama Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dan perwakilan masyarakat.
Kepala Desa Prangat Selatan, Sarkono, mengatakan bahwa kehadiran koperasi ini sangat penting untuk memperkuat posisi petani lokal dalam rantai ekonomi, khususnya petani karet. Selama ini, petani masih tergantung pada tengkulak dan tidak memiliki posisi tawar yang kuat.
“Dengan adanya koperasi, kami berharap harga karet yang dijual petani bisa lebih adil dan tidak lagi dikendalikan sepenuhnya oleh tengkulak,” ujar Sarkono, Kamis (26/06/2025).
Koperasi yang baru dibentuk ini diketuai oleh Agus, seorang pemuda sarjana asal desa yang dikenal mandiri secara ekonomi. Ia memiliki usaha di bidang transportasi dan sembako, serta dinilai mampu membawa koperasi berjalan profesional.
Komposisi pengurus koperasi pun inklusif, dengan melibatkan unsur perempuan dan pemuda. Sarkono menilai ini sebagai langkah penting agar koperasi bisa mewakili aspirasi seluruh lapisan masyarakat.
Dalam musyawarah desa, disepakati bahwa koperasi akan berfokus pada pembelian hasil karet masyarakat, disusul dengan tandan buah segar (TPK) dari kebun sawit warga.
Selain itu, koperasi juga akan membuka unit simpan pinjam dan grosir desa untuk menyalurkan kebutuhan sembako secara kolektif.
“Kami pastikan koperasi tidak akan bersaing dengan UMKM lokal. Grosir desa akan menjadi pemasok, bukan pengecer, sehingga tetap mendukung toko-toko kecil yang sudah lebih dulu ada,” jelasnya.
Tak hanya itu, koperasi juga akan menyediakan pupuk pertanian bagi petani karet, sawit, dan hortikultura. Selama ini, warga harus membeli pupuk ke kota seperti Samarinda atau Bontang. Dengan ketersediaan pupuk di desa, harga akan lebih terjangkau dan mudah diakses.
Sarkono menyampaikan bahwa masyarakat menaruh harapan besar terhadap koperasi ini untuk memberikan manfaat lebih khususnya pada perekonomian.
“Mereka ingin koperasi menjadi pelengkap BUMDes yang sudah ada, bukan bersaing. Karena koperasi milik warga, sedangkan BUMDes milik desa,” tegasnya.
“Tahun lalu, BUMDes Prangat Selatan berhasil menyumbang PAD sebesar Rp114 juta” tandasnya.(ADV/DiskominfoKukar)