KUMALANEWS.ID – Desa Ponoragan merupakan 1 dari 12 desa yang berada di Kecamatan Loa Kulu, Kutai Kartanegara (Kukar). Dimana Desa Ponoragan sendiri memiliki potensi yang menjanjikan yaitu di sektor perikanan.
Hal itu terlihat dari 50% lahan desa yang digunakan untuk budidaya ikan, dan Desa Ponoragan pun menjadi penghasil bibit ikan air tawar terbesar di Kalimantan Timur (Kaltim).
Kepala Desa Ponoragan, Sarmin menerangkan bahwa, budidaya bibit dan pembesaran ikan di Desa Ponoragan ini dilakukan dengan kerjasama UPT terkait dan BPN. Selain itu juga, terdapat pendampingan khusus untuk hilirisasi produk perikanan.
“Kami menjaga mutu bibit perikanan yang dipasarkan dengan hanya memasarkan bibit F1 dan F2,” ujar Sarmin kepada media Kumalanews.id, pada Rabu (22/5/2024).
“Sedangkan penggunaan bibit F3 untuk pembesaran ikan akan menelan biaya yang lebih tinggi,” sambung Sarmin.
Lebih lanjut Sarmin menjelaskan, sebagai upaya untuk menjaga pasar lele yang lesu, Desa Ponoragan melakukan hilirisasi produk perikanan dengan mengolah lele menjadi abon, empek-empek, dan kerupuk. Hal itu merupakan inovasi yang belum ada di Kalimantan Timur.
“Inovasi hilirisasi ini dilakukan untuk menjaga harga lele dan memberikan nilai tambah bagi para pembudidaya,” ungkapnya.
Selain sektor perikanan, Desa Ponoragan, Kecamatan Loa Kulu, Kutai Kartanegara, juga memiliki potensi yang menjanjikan di sektor pertanian. Dimana hasil pertanian tersebut telah dirasakan oleh masyarakat dengan menjalin kerjasama dengan BUMDes Loh Sumber untuk menampung hasil panen padi, sehingga para petani tak perlu khawatir soal pemasaran.
“Disektor pertanian kami juga telah menjalin kerjasama dengan BUMDes Desa Loh Sumber untuk menampung hasil panen padi, sehingga para petani tak perlu khawatir soal pemasaran,” ungkap Sarmin.
Sarmin juga mengemukakan, untuk hasil panen sayuran, para petani di Desa Ponoragan sudah memiliki pasarnya masing-masing. Dimana menurutnya, petani tak perlu repot mencari pembeli karena pengepul datang langsung ke desa untuk mengambil hasil panen.
“Pemasaran hasil pertanian di sini sudah tidak ada masalah. Sekarang fokus kami adalah hilirisasi produk untuk meningkatkan nilai tambah,” beber Sarmin.
Sarmin juga menegaskan bahwa, hilirisasi produk tersebut bertujuan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat dan mengurangi pengangguran di desa. Tak hanya itu, pihak desa juga melakukan kerjasama dengan BPN yang menjadi bagian penting bagi Desa Ponoragan. Pasalnya, BPN telah membantu masyarakat yang belum memiliki surat tanah untuk mendapatkan sertifikat tanah melalui program PTSL.
“Kerjasama dengan BPN sangat membantu masyarakat, terutama yang belum memiliki surat tanah. Sertifikat tanah ini memberikan nilai tambah dan keamanan bagi pemiliknya,” pungkas Sarmin.
Kemajuan Desa Ponoragan dalam mengelola sektor perikanan dan pertanian menjadi contoh yang patut ditiru oleh desa-desa lain, khususnya di Kutai Kartanegara dan umumnya di Kalimantan Timur. Pasalnya, Desa Ponoragan telah menunjukkan dengan kerjasama dan inovasi, dinilai dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.(adv/diskominfo_kukar/fin/fz)