KUMALANEWS.ID, KUTAI KARTANEGARA – Dinas Ketahanan Pangan (Disketapang) Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) salah satu Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang merupakan anggota tim Penanganan Stunting Daerah, dan berperan dalam memberikan intervensi dari bidang penyediaan pangan yang bergizi.
Berbagai macam program disusun dalam mendukung gerakan pengentasan stunting di Kukar dengan mengacu pada skor polang pangan harapan termasuk gerakan Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman (B2SA).
Pada tahun 2023 lalu, angka stunting di Kukar berhasil diturunkan hingga mencapai 16,73 persen, sebuah penurunan drastis dari 27,10 persen pada tahun sebelumnya.
Hingga saat ini, tim penanganan stunting daerah terus melakukan langkah-langkah konkret untuk menekan angka stunting tersebut.
“Program-program yang coba kita kembangkan sesuai dengan tupoksi kami di dinas ketahanan pangan berangkat dari skor pola pangan harapan,” ujar Sekretaris Disketapang Kukar, Ananias, Rabu (30/10/2024).
Lebih lanjut Ananias mengemukakan bahwa, di Kukar untuk konsumtif makanan berserat seperti sayuran, buah-buahan dan umbi-umbian cukup rendah
Sehingga, melalui Rencana Strategis (Renstra), Disketapang Kukar mendorong masyarakat khususnya anak-anak untuk membudayakan makan sayur dan buah-buahan.
“Makanya di Renstra 2025-2029 kita akan mencoba bagaimana mengajak anak-anak untuk melakukan gerakan salat satunya gerakan makan buah dan sayur kemudian gerakan makan telur dan minum susu,” ungkap Ananias.
Baca juga Kemenpan RB Gelar Penilaian SPBE, Sekda Kukar Sunggono : Kita Diberi Kewenangan untuk Nilai Sendiri https://kumalanews.id/2024/10/30/kemenpan-rb-gelar-penilaian-spbe-sekda-kukar-sunggono-kita-diberi-kewenangan-untuk-nilai-sendiri/
Menurut Ananias langkah tersebut dilakukan sebagai pemenuhan B2SA dalam sajian masakan, dalam satu piring sehingga asupan gizi harian terpenuhi.
Tak hanya itu, Gerakan B2SA ini juga akan menyasar ke sekolah Paud atau TK dan SD, karena dinilai lebih efektif dan efisien.
“Jadi bagaimana anak-anak itu mulai dari paud atau TK dan SD sudah dibiasakan makan sayur karena kalau dirumah mereka pasti menolak tapi kalau di sekolah mereka akan nurut sama gurunya,” tutup Ananias.(adv/diskominfokukar/ind/ruz)