KUMALANEWS.ID, SAMARINDA – Suara sepeda onthel berderit pelan, menyusuri batu-batu trotoar yang menua di antara kios-kios tua Citra Niaga. Sore berganti malam. Lampu-lampu remang menyala, menambah kuat nuansa tempo dulu. Samarinda seakan mundur ke masa lalu ke era 70 hingga 80-an yang ramai dan penuh warna.
Inilah Kala Fest 2025, yang digelar oleh Tirtonegoro Foundation selama tiga hari penuh di jantung kota Samarinda. Mengusung tema “Samarinda Tempo Dulu”, festival ini tak sekadar menyuguhkan hiburan, tetapi juga membangkitkan memori kolektif warga akan kenangan masa lampau.
Di tengah alunan musik lawas dan aroma jajanan jadul yang menggoda, pengunjung seolah tak ingin melewatkan satu detail pun dari nostalgia yang disajikan. Anak-anak mencoba permainan tradisional, sementara para orang tua tersenyum lirih saat menatap deretan buku-buku klasik yang pernah menemani masa muda mereka.
Festival ini bukan hanya tentang seni, tetapi juga menjadi ruang dialog antargenerasi. Sebuah forum kecil turut digelar, membahas sejarah kota dan dinamika perubahan wajah Samarinda dari masa ke masa.
Ketua panitia, Ramadhan Sabilla Majid, menyebut Kala Fest sebagai pengingat akan jati diri Kota Samarinda. Ia berharap generasi muda tak hanya menikmati festival ini, tetapi juga menangkap pesan penting yang ingin disampaikan: bahwa budaya dan sejarah bukan sekadar kenangan—melainkan warisan yang harus dijaga.
“Kala Fest bukan hanya sekadar acara, melainkan cara Samarinda bercermin. Menengok masa lalu bukan untuk tinggal di sana, tetapi untuk mengingat dari mana kita berasal, singkat Ramadhan Sabilla Majid.
Pewarta : Axel Editor : Fairuzzabady