KUMALANEWS.ID, KUTAI KARTANEGARA – Tempat Pengelolaan Sampah Reduce Reuse Recycle (TPS3R) di Kecamatan Loa Kulu, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), tidak hanya memberikan kontribusi pada pengurangan volume sampah, tapi juga membuka peluang kerja bagi warga lokal dan menjadi pusat edukasi pengelolaan sampah modern.
Sejak mulai beroperasi pada 2023, TPS3R Loa Kulu telah menjadi salah satu contoh nyata pengelolaan sampah berbasis masyarakat. Dengan total 26 tenaga kerja yang terlibat, separuhnya merupakan warga lokal yang direkrut dari beberapa desa di wilayah Loa Kulu.
“13 orang di antaranya merupakan warga lokal yang mewakili desa-desa di Loa Kulu. Mereka tidak hanya bekerja, tapi juga menjadi duta edukasi lingkungan di desanya masing-masing,” jelas Camat Loa Kulu Ardiansyah, melalui Muhammad Fadli, Kasi Pelayanan Umum Kecamatan Loa Kulu, Rabu (18/06/2025).
Keberadaan TPS3R memberikan dampak sosial yang signifikan, terutama bagi masyarakat sekitar. Selain membuka lapangan pekerjaan, tempat ini juga melibatkan warga dalam kegiatan memilah dan mengelola 34 jenis sampah bernilai ekonomis.
Tak hanya itu, pengelolaan sampah juga digandengkan dengan Bank Sampah Simpahmas (Simpan Sampah Tabung Emas) yang mendorong masyarakat menabung melalui sampah. Skema ini terbukti meningkatkan kesadaran warga dalam memilah sampah sejak dari rumah.
Menurut Muhammad Fadli, nilai ekonomi yang dihasilkan dari pemilahan dan penjualan sampah cukup menjanjikan. Rata-rata perputaran uang dari aktivitas ini mencapai Rp 5-7 juta per bulan, dengan pembeli utama berasal dari Samarinda.
“Yang membuat pembeli puas adalah kualitas sampah plastik kami yang sudah bersih, jadi langsung bisa dijual tanpa perlu dicuci,” ujarnya.
Selain aspek ekonomi, TPS3R Loa Kulu juga dilengkapi dengan peralatan modern seperti mesin pres sampah plastik, alat pencacah sampah organik untuk pupuk, hingga incinerator berkapasitas besar 9 ton per hari.
Inovasi ini menjadikan TPS3R Loa Kulu sebagai rujukan studi banding dari berbagai daerah, termasuk Balikpapan, Kutai Timur, hingga Samarinda.
Meski saat ini masih mendapat dukungan operasional dari pihak kecamatan, Muhammad Fadli optimistis ke depan TPS3R dapat dikelola secara mandiri.
“Harapannya, bisa menjadi unit usaha mandiri yang menyejahterakan warga sekaligus menjaga lingkungan,” tutupnya.(ADV/DiskominfoKukar)