KUMALANEWS.ID, KUTAI KARTANEGARA — Di tengah keterbatasan dana, Pemerintah Desa Perangat Selatan, Kecamatan Marangkayu, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), justru menunjukkan kemandirian pembangunan kawasan wisata. Selama tiga tahun terakhir, desa ini sukses mengembangkan kawasan Embung Desa secara bertahap tanpa menggunakan anggaran pemerintah daerah (APBD) maupun dana desa.
Kepala Desa Perangat Selatan, Sarkono, menjelaskan bahwa seluruh pembiayaan murni bersumber dari program Corporate Social Responsibility (CSR) dua perusahaan besar, yakni PT Mahakam Sumberjaya (MSJ) dan PT Pertamina Hulu Sanga Sanga (PHSS).
“Selama tiga tahun, kami tidak menggunakan dana desa ataupun APBD. Semua murni dari CSR. PT MSJ mendukung penataan kawasan embung, dan PHSS membangun empat unit ruko untuk mendukung aktivitas UMKM kami,” jelas Sarkono, Kamis (26/06/2025).
Embung yang awalnya hanya berfungsi sebagai penampungan air kini dikembangkan menjadi destinasi wisata lokal dan taman edukasi. Fasilitas yang telah tersedia di antaranya empat unit toilet terpisah, gazebo untuk bersantai, dan segera menyusul pembangunan gedung perpustakaan desa oleh Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kukar.
“Perpustakaan ini akan melengkapi fungsi edukatif embung, karena di desa kami sudah ada SD, SMP, dan SMA. Kami ingin menjadikan embung ini sebagai tempat belajar luar ruang bagi pelajar,” ungkap Sarkono.
Menyadari potensi besar embung, pemerintah desa telah menyurati Dinas Pariwisata Kukar untuk meminta pendampingan teknis dalam menyusun perencanaan dan blueprint kawasan wisata. Salah satu rencana besar lainnya adalah pengembangan Kampung Adat sebagai ruang pelestarian budaya multietnis yang hidup berdampingan di desa ini.
“Di desa kami ada warga dari Jawa, Madura, Sulawesi, Lombok, Banjar, Kutai, hingga Dayak. Keberagaman ini akan kami rangkul lewat Kampung Adat sebagai ekspresi budaya dan ruang kreasi bersama,” tambahnya.
Meski progres cukup pesat, Sarkono mengakui bahwa Desa Perangat Selatan belum memiliki Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis). Untuk itu, pihaknya sangat berharap Dinas Pariwisata turut mendampingi pembentukan dan pemberdayaan Pokdarwis agar ekosistem wisata desa semakin kuat.
BUMDes juga disiapkan sebagai pengelola utama kawasan wisata ini. Dalam waktu dekat, direncanakan akan ada pengadaan sepeda air sebagai wahana rekreasi air, yang diharapkan bisa dikelola langsung oleh BUMDes untuk menambah daya tarik pengunjung.
“Luas embung memungkinkan untuk wisata air. Pengelolaan oleh BUMDes juga penting agar manfaat ekonomi langsung kembali ke warga,” ujar Sarkono optimistis.
Dengan semangat gotong royong dan kerja sama antara desa, perusahaan, dan masyarakat, Desa Perangat Selatan berharap Embung Desa akan menjadi ikon baru desa yang bermanfaat secara ekonomi, sosial, dan budaya di wilayah Kukar bagian pesisir.(ADV/DiskominfoKukar)