KUMALANEWS.ID, KUTAI KARTANEGARA – Merebahkan Tiang Ayu menjadi prosesi sakral terakhir yang menandai berakhirnya perhelatan Erau Adat Kutai 2025. Pusaka Sangkoh Piatu atau Tiang Ayu, yang selama tujuh hari tujuh malam berdiri tegak di tengah ruang Stinggil Keraton Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura, direbahkan kembali ke posisi semula, Senin (29/9/2025) pagi.
Ritual dilaksanakan saat matahari mulai meninggi di ufuk timur. Menjelang upacara, para pangkon laki dan pangkon bini duduk berjajar di sisi kanan dan kiri ruang Stinggil. Di tengah ruangan, Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura ke-XXI, Aji Muhammad Arifin, bersama para kerabat Kesultanan berdiri menghadap Sangkoh Piatu. Sementara itu, belian laki dan belian bini menempati posisi di kanan dan kiri susunan tambak karang yang dilapisi kasur kuning, tempat pembaringan Tiang Ayu.
Setelah Sultan hadir, prosesi dimulai. Empat kerabat Kesultanan berdiri di sisi Sangkoh Piatu, kemudian pusaka tersebut digoyangkan menyerupai batang pohon yang akan ditumbangkan. Setelah itu, Tiang Ayu direbahkan di atas kasur kuning sebagai tanda berakhirnya rangkaian sakral Erau.
Usai prosesi, para kerabat Kesultanan, belian, pangkon, serta tamu undangan memberikan sembah hormat kepada Sultan atas terlaksananya Erau Adat 2025. Perayaan adat yang telah berlangsung turun-temurun selama ratusan tahun ini pun ditutup dengan ungkapan syukur kepada Sang Pencipta.
Prosesi turut dihadiri Bupati Kutai Kartanegara Aulia Rahman Basri, Wakil Bupati Rendi Solihin, unsur Forkopimda, pejabat daerah, serta para tamu undangan. Dalam kesempatan itu, Bupati Aulia menyampaikan apresiasi kepada pihak Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura, kerabat Kesultanan, dan seluruh pihak yang telah menyukseskan pelaksanaan Erau 2025.
“Erau Adat Kutai ini merupakan agenda yang telah ditetapkan oleh Pemkab Kukar sebagai bentuk komitmen untuk menjaga dan melestarikan adat, seni, dan budaya di Kabupaten Kutai Kartanegara,” ungkapnya.
Bupati Aulia juga berharap kerja sama yang telah terjalin antara Pemkab Kukar dan Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura dapat terus dipertahankan. “Semoga kebersamaan ini bisa terus terjaga demi melestarikan seni budaya dan mewariskannya kepada generasi anak cucu kita,” harapnya.
Pewarta & Editor : Fairuzzabady