Menu

Mode Gelap
Tari Ganjur, Tarian Sakral Penjaga Keamanan dalam Erau Adat Kutai Tari Dewa Memanah, Ritual Sakral dalam Erau Adat Kutai Balap Ketinting Sukses Digelar, Meriahkan Erau Adat dan Hari Perhubungan Nasional 2025 di Tenggarong Tradisi Beseprah Di Tanah Kutai, Jalin Kebersamaan dan Keakraban Balap Ketinting Meriahkan Erau Adat 2025 dan Hari Perhubungan Nasional di Tenggarong

SENI BUDAYA · 26 Sep 2025 15:15 WITA ·

Tari Dewa Memanah, Ritual Sakral dalam Erau Adat Kutai


 Tari Dewa Memanah yang dibawakan penari perempuan, Dewa Belian, pada malam ritual sakral Bepelas Sultan. (Foto. Dok: Awal) Perbesar

Tari Dewa Memanah yang dibawakan penari perempuan, Dewa Belian, pada malam ritual sakral Bepelas Sultan. (Foto. Dok: Awal)

KUMALANEWS.ID, KUTAI KARTANEGARA – Dalam setiap rangkaian Erau Adat Kutai Kartanegara Ing Martadipura, selalu hadir satu tarian sakral yang menjadi bagian penting dari ritual Bepelas, yakni Tari Dewa Memanah.

Tarian ini merupakan warisan sakral Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura. Gerakannya menggambarkan sosok Dewa yang melepaskan panah ke empat penjuru mata angin sebagai simbol untuk mengusir gangguan dari dimensi lain, memohon keselamatan, serta restu agar jalannya ritual berlangsung lancar.

lip0011e e

Tari Dewa Memanah yang dibawakan penari perempuan, Dewa Belian, pada malam ritual sakral Bepelas Sultan. (Foto. Dok: Awal)

Tari Dewa Memanah dibawakan oleh penari perempuan yang disebut Dewa Belian. Dalam prosesi, penari menggunakan busur dan anak panah berujung tujuh cabang api yang melambangkan kekuatan dan perlindungan. Panah dilepaskan ke arah hulu sungai, muara sungai, matahari terbit, dan matahari terbenam. Setiap gerakan mengandung makna kepahlawanan, ketekunan, serta perlindungan bagi masyarakat.

Suasana sakral semakin terasa ketika tarian diiringi alunan gamelan. Dalam beberapa prosesi, iringan dapat berupa lantunan mantra dan ritme tubuh, menambah kekhusyukan jalannya ritual.

Lebih dari sekadar ritual pengusir marabahaya, Tari Dewa Memanah juga dimaknai sebagai upaya menjaga keseimbangan antara manusia dan alam, serta harmoni antara alam dengan Sang Pencipta.

Melalui festival Erau yang rutin digelar, Tari Dewa Memanah terus dilestarikan dan diwariskan kepada generasi muda. Hal ini menjadi bagian penting dari upaya menjaga warisan budaya tanah Kutai agar tetap hidup di tengah masyarakat.

 

Pewarta & Editor : Fairuzzabady
Artikel ini telah dibaca 5 kali

badge-check

Redaksi

Baca Lainnya

Tari Ganjur, Tarian Sakral Penjaga Keamanan dalam Erau Adat Kutai

26 September 2025 - 17:15 WITA

lip011f

Tradisi Beseprah Di Tanah Kutai, Jalin Kebersamaan dan Keakraban

25 September 2025 - 15:15 WITA

lip011c

Ritual Beluluh, Prosesi Penyucian Sultan Dalam Rangkaian Erau Adat Kutai

24 September 2025 - 17:15 WITA

lip011a

Bupati Kukar Hadiri Malam Bepelas, Awali Rangkaian Sakral Erau 2025

23 September 2025 - 10:15 WITA

lip10i

Malam Pertama Erau 2025, Disdikbud Kukar Tekankan Pentingnya Lestarikan Tradisi

23 September 2025 - 09:15 WITA

lip10j

Dentuman Meriam Iringi Ritual Bepelas Sultan di Erau 2025

22 September 2025 - 18:15 WITA

lip10f
Trending di SENI BUDAYA