Menu

Mode Gelap
Bunda PAUD Maluhu Wakili Kaltim di Lomba Bunda PAUD Nasional 1486 Warga Tanam Kopi Liberika di IKN, Pecahkan Rekor MURI Duta Besar dan Investor Dunia Jajaki Peluang Investasi melalui Mahakam Investment Forum 2025 di IKN Tausyiah TVRI “Nusantara Bertabliqh” Membangun Nusantara Yang Berakhlak Mulia Dukung Program Prioritas Presiden, Otorita IKN Ajak Masyarakat Nusantara Hidup Sehat Lewat Cek Kesehatan Gratis

SENI BUDAYA · 29 Sep 2025 11:15 WITA ·

Ritual Sakral Hingga Belimbur Warnai Penutup Erau Adat Kutai 2025


 Ribuan warga Kutai Kartanegara turut memeriahkan ritual belimbur sebagai penutup rangkaian Erau Adat Kutai 2025. Perbesar

Ribuan warga Kutai Kartanegara turut memeriahkan ritual belimbur sebagai penutup rangkaian Erau Adat Kutai 2025.

KUMALANEWS.ID, KUTAI KARTANEGARA – Beriringan dengan keberangkatan rombongan utusan Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura yang mengantarkan Naga Laki dan Naga Bini ke Kutai Lama, digelar pula serangkaian ritual sakral di depan Keraton Kesultanan Kutai, Minggu (28/9/2025).

Rangkaian ritual tersebut diawali dengan beumban, dilanjutkan begorok, rangga titi, dan ditutup dengan prosesi belimbur. Tradisi belimbur tidak hanya menjadi ritual terakhir, tetapi juga puncak dari seluruh rangkaian Erau Adat Kutai.

Dalam prosesi belimbur, masyarakat Kutai larut dalam keceriaan dengan saling menyiramkan air. Setiap sudut jalan di Tenggarong pada sore itu basah oleh siraman air dari berbagai kalangan masyarakat.

Belimbur dimaknai sebagai tradisi penyucian diri, melunturkan sifat buruk, dan menghapus unsur kejahatan. Air yang menjadi sumber kehidupan dipercaya membawa keberkahan serta pembersihan lahir dan batin. Prosesi ini dimulai setelah upacara rangga titi, ditandai dengan dipercikkannya air tuli oleh Sultan kepada para hadirin, sebelum akhirnya masyarakat saling menyiram air satu sama lain.

Ritual ini terbuka untuk umum, kecuali bagi orang tua yang membawa anak kecil serta para lansia. Seiring waktu, tradisi ini berkembang menjadi festival rakyat yang penuh suka cita. Selain bernilai filosofis, belimbur juga menjadi sarana mempererat kebersamaan antarwarga dalam suasana santai dan penuh keakraban.

Kini, belimbur tidak lagi sebatas menyiram air dengan tangan. Sebagian masyarakat menggunakan kantong plastik berisi air, bahkan ada yang memanfaatkan pompa pemadam kebakaran. Bagi remaja, belimbur telah menjelma menjadi ajang “perang air” yang hanya bisa mereka nikmati sekali dalam setahun.

 

Pewarta & Editor : Fairuzzabady
Artikel ini telah dibaca 5 kali

badge-check

Redaksi

Baca Lainnya

Pelajar Kukar Diajak Cintai Budaya Lewat Ajang Ekspresi Tradisional 2025

6 Oktober 2025 - 09:15 WITA

lip015a

Prosesi Merebahkan Tiang Ayu, Tanda Berakhirnya Erau Adat Kutai 2025

29 September 2025 - 13:15 WITA

lip013d

Hari Ketujuh Erau, Ritual Mengulur Naga Jadi Puncak Kemeriahan

29 September 2025 - 10:15 WITA

lip013b

Malam Ketujuh Erau Adat Kutai, Ritual Menyisik Lembuswana dan Seluang Mudik Betebak Beras Warnai Prosesi Sakral

29 September 2025 - 09:15 WITA

lip013a

Tari Ganjur, Tarian Sakral Penjaga Keamanan dalam Erau Adat Kutai

26 September 2025 - 17:15 WITA

lip011f

Tari Dewa Memanah, Ritual Sakral dalam Erau Adat Kutai

26 September 2025 - 15:15 WITA

lip011e
Trending di SENI BUDAYA