KUMALANEWS.ID, KUTAI KARTANEGARA – Beberapa bulan yang lalu masyarakat di berbagai daerah mengalami inflasi yang berdampak pada kenaikan harga yang menyentuh Rp. 17 ribu perkilogramnya.
Salah satu daerah yang merasakan hal tersebut adalah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) yang masyarakatnya banyak mengeluhkan sembako khususnya beras mengalami kenaikan yang cukup drastis.
Menjawab keluhan tersebut, Dinas Ketahanan Pangan (Disketapang) Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) menyelenggarakan gerakan pangan murah.
Program tersebut terbukti sukses membawa masyarakat Kukar melewati masa krisis, yang terbukti animo masyarakat untuk berbelanja pada Gerakan pangan murah telah menurun.
“Awalnya itu kami gelar di Eks Tanjung masyarakat berduyun-duyun untuk berbelanja. Saat itu kami sediakan 1 ton beras dan habis dalam sejam,” ungkap Sekretaris Disketapang Kukar, Ananias, Selasa (29/10/2024).
“Namun saat ini masyarakat tidak lagi berebut karena memang harga telah normal kembali,” sambunga Ananias.
Baca juga Distanak Kukar : Daerah Hulu masih Punya Pontensi Besar di Sektor Pertanian https://kumalanews.id/2024/10/29/distanak-kukar-daerah-hulu-masih-punya-pontensi-besar-di-sektor-pertanian/
Lebih lanjut Ananias menjelaskan bahwa, pihaknya saat ini rutin menggelar gerakan pangan murah dalam seminggu 2 kali, yakni pada hari Selasa di Loa Kulu dan Minggu di Area CFD Tenggarong serta setiap bulan di Minggu pertama pada hari Jum’at.
Tak hanya itu, Disketapang Kukar juga terus melakukan evaluasi untuk menilai animo belanja masyarakat. Hasilnya, terjadi penurunan daya beli dalam gerakan pangan murah karena harga sembako yang telah normal kembali.
“Selain inflasi juga kita harus waspadai deflasi yakni penurunan daya beli masyarakat hal ini juga akan mempengaruhi perekonomian masyarakat,” ujar Ananias.
“Semoga kedepannya tidak ada masalah khususnya berkaitan dengan pangan di Kukar, harga tetap stabil dan daya beli masyarakat tidak turun,” tutup Ananias.(adv/diskominfokukar/ind/ruz)