KUMALANEWS.ID, KUTAI KARTANEGARA – Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) terus berupaya memperkuat daya saing pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dengan memadukan unsur budaya dalam pengembangannya. Langkah tersebut diwujudkan melalui kegiatan Pekan Kebudayaan Daerah (PKD) 2025 yang dijadwalkan berlangsung pada 20–24 Oktober 2025 di Gedung Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Kalimantan Timur, Kelurahan Panji, Tenggarong.
Ajang tahunan ini akan menggabungkan pameran Sepuluh Objek Pemajuan Kebudayaan (OPK) dengan promosi produk unggulan masyarakat lokal. Konsep tersebut dihadirkan untuk menjadikan budaya bukan hanya sebagai warisan, tetapi juga sebagai sumber inspirasi bagi tumbuhnya ekonomi kreatif di daerah.
Pamong Budaya Ahli Muda Bidang Cagar Budaya Disdikbud Kukar, M. Saidar, mengatakan bahwa keterlibatan UMKM dalam PKD menjadi langkah strategis dalam memperluas jangkauan pasar sekaligus memperkenalkan nilai budaya yang terkandung dalam setiap produk lokal.
“Biasanya UMKM dilihat dari sisi bisnis semata. Lewat PKD ini kami ingin menunjukkan bahwa produk lokal juga memiliki nilai budaya dan cerita yang memperkuat identitasnya,” ujar Saidar, Rabu (15/10/2025).
Ia menambahkan, berbagai produk UMKM yang akan ditampilkan mencakup olahan tradisional, kerajinan tangan, serta kuliner khas Kutai Kartanegara. Semua akan dikurasi secara khusus agar mampu menonjolkan karakter budaya daerah.
“Setiap karya memiliki jejak sejarah dan nilai kearifan lokal. Jadi ini bukan sekadar promosi dagang, tapi juga upaya menjaga keberlanjutan budaya lewat aktivitas ekonomi masyarakat,” tambahnya.
Pelaksanaan PKD 2025 juga melibatkan berbagai elemen, mulai dari lembaga pelestarian budaya, koperasi, komunitas kreatif, hingga dukungan dari Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) yang akan menghadirkan permainan tradisional sebagai bagian dari atraksi kegiatan. Selain menjadi hiburan, hal ini juga membuka peluang ekonomi bagi masyarakat di sekitar lokasi acara.
Saidar menegaskan, PKD tahun ini tidak hanya sekadar festival seni, melainkan ruang interaksi antara pelaku ekonomi lokal, komunitas budaya, dan masyarakat luas. Hingga pertengahan Oktober, sekitar 85 persen persiapan telah rampung, termasuk penataan stan untuk peserta UMKM.
“Kami ingin UMKM Kukar semakin percaya diri menunjukkan identitas budayanya. Produk yang lahir dari nilai dan tradisi daerah akan memiliki daya tarik yang lebih kuat serta menjadi kebanggaan bersama,” pungkasnya.
ADV Disdikbud Kukar Pewarta : Indirwan Editor : Fairuzzabady @2025
















