KUMALANEWS.ID – Bahasa Kutai merupakan salah satu bahasa daerah yang unik dan khas dari Kalimantan Timur. Bahasa ini kini menjadi salah satu mata pelajaran yang diajarkan di SMP N 1 Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara, sebagai upaya melestarikan budaya lokal.
Sekolah ini memiliki siswa-siswi yang berasal dari berbagai latar belakang suku, tidak hanya suku Kutai. Oleh karena itu, mereka harus mempelajari bahasa Kutai dengan serius dan antusias.
“Kami ingin anak-anak kami mengenal dan menghargai bahasa daerah yang ada di daerah mereka sendiri. Bahasa Kutai ini juga memiliki nilai-nilai budaya dan sejarah yang penting bagi masyarakat Kutai,” kata Yunita Rakhman, guru seni budaya SMP N 1 Tenggarong, Senin (27/11/2023).
Untuk mempermudah proses belajar, sekolah menyediakan kamus kecil bahasa Kutai di setiap kelas. Kamus ini berisi kosa kata, arti, dan contoh penggunaan bahasa Kutai dalam kalimat. Siswa dapat memanfaatkan kamus ini untuk memperkaya kosakata dan pemahaman mereka.
“Kami juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih berbicara bahasa Kutai dengan teman-teman dan guru mereka. Kami juga mengadakan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan budaya Kutai, seperti menonton film, mendengarkan lagu, atau membaca cerita,” ujarnya.

Murid SMPN 1 Tenggarong belajar bahasa kutai kepada Murid (foto : istimewa)
Salah satu prestasi yang diraih oleh sekolah ini adalah berhasil mengirimkan dua siswa ke tingkat nasional dalam lomba festival bahasa ibu yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (disdikbud) Kaltim. Lomba ini bertujuan untuk mengapresiasi dan mengembangkan bahasa-bahasa daerah yang ada di Indonesia.
“Kami sangat bangga dengan prestasi anak-anak kami. Kami berharap mereka dapat menjadi duta bahasa Kutai dan menyebarkan kecintaan mereka terhadap bahasa ini kepada orang lain,” ungkapnya.
Yunita berharap bahwa dengan adanya pembelajaran bahasa Kutai ini, bahasa daerah yang kaya akan nilai-nilai budaya dan sejarah ini dapat lebih dikenal dan dihargai oleh masyarakat luas.
“Kami ingin bahasa Kutai tidak punah dan tetap lestari,” tutupnya.(adv/disdikbudkukar)