KUMALANEWS.ID, KUTAI KARTANEGARA – Suasana Hotel Grand Fatma Tenggarong pada 24–25 Oktober 2025 dipenuhi semangat para pelajar yang tampil dalam ajang Lomba Pidato Bahasa Kutai. Para peserta yang berasal dari sekolah dasar dan sekolah menengah pertama se-Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) menunjukkan kemampuan berbahasa daerah sekaligus menegaskan kebanggaan terhadap identitas lokal mereka.
Kegiatan yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kukar tersebut diikuti oleh 20 peserta, terdiri atas 10 siswa tingkat SD dan 10 siswa tingkat SMP dari berbagai kecamatan di Kukar. Setiap peserta menyampaikan pidato dengan penuh percaya diri, membawakan tema-tema yang sarat pesan moral serta nilai budaya dalam bahasa Kutai yang kian jarang digunakan dalam percakapan sehari-hari.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Bidang Kurikulum, Pengembangan Bahasa dan Sastra, Perizinan Pendidikan, serta Pendidik dan Tenaga Kependidikan Disdikbud Kukar, Nuraini, menyampaikan bahwa antusiasme peserta mencerminkan kecintaan generasi muda terhadap bahasa daerah.
“Anak-anak saat ini lebih sering menggunakan bahasa Indonesia atau bahasa asing. Namun melalui kegiatan ini, kami melihat bahwa mereka masih memiliki kebanggaan menggunakan bahasa Kutai. Hal ini menjadi pertanda positif bagi upaya pelestarian bahasa daerah di lingkungan pendidikan,” ujarnya.
Nuraini menambahkan, kegiatan tersebut tidak sekadar menjadi ajang perlombaan, melainkan sarana pendidikan karakter dan pembentukan rasa cinta terhadap budaya lokal. Menurutnya, pelajar yang mengenal dan mencintai bahasa daerah akan tumbuh menjadi generasi yang memiliki jati diri kuat serta menghargai warisan leluhur.
“Kami berupaya membangkitkan kembali semangat berbahasa Kutai di sekolah-sekolah. Dengan cara yang menyenangkan seperti ini, pelestarian budaya tidak hanya menjadi kewajiban, tetapi juga menjadi kebanggaan,” jelasnya.
Dewan juri pada lomba ini terdiri atas kalangan akademisi dan pemerhati bahasa, di antaranya Dr. Saiful Arifin, Mariam, dan Suparno Gafar. Penilaian meliputi aspek penguasaan bahasa, isi pidato, serta ekspresi peserta dalam menyampaikan pesan.
Salah satu juri, Dr. Saiful Arifin, memberikan apresiasi terhadap kemampuan peserta yang dinilai cukup baik dalam menggunakan bahasa Kutai. Ia menilai kegiatan seperti ini merupakan langkah konkret dalam menjaga eksistensi bahasa daerah di tengah arus modernisasi.
“Bahasa Kutai merupakan identitas masyarakat Kutai Kartanegara. Melalui kegiatan seperti ini, kita memberi ruang bagi generasi muda untuk menghidupkan kembali bahasa daerah di tengah perkembangan teknologi dan budaya global,” tuturnya.
Nuraini berharap kegiatan serupa dapat dilaksanakan secara berkelanjutan setiap tahun, tidak hanya sebagai lomba, tetapi juga sebagai gerakan bersama dalam menjaga bahasa Kutai agar tetap lestari di kalangan pelajar.
“Selama masih ada generasi muda yang berani berpidato dalam bahasa Kutai, selama itu pula bahasa daerah kita akan tetap hidup,” pungkasnya.
ADV Disdikbud Kukar Pewarta : Indirwan Editor : Fairuzzabady @2025
















