KUMALANEWS.ID, KUTAI KARTANEGARA – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Kutai Kartanegara terus berkomitmen menjaga keberlangsungan seni tradisional Mamanda sebagai bagian penting dari identitas budaya masyarakat Kutai. Kesenian ini merupakan bentuk sandiwara tradisional yang sarat pesan moral dan nilai-nilai kehidupan masyarakat tempo dulu.
Pamong Budaya Ahli Muda Bidang Cagar Budaya Disdikbud Kukar, M. Saidar, menjelaskan bahwa Mamanda adalah pertunjukan rakyat yang menyerupai teater, menampilkan tokoh-tokoh seperti raja, prajurit, dan hulubalang. Uniknya, dialog dalam Mamanda menggunakan bahasa campuran antara bahasa Kutai dan logat daerah hulu, yang menambah kekhasan dalam setiap pementasan.
“Mamanda ini sebenarnya teater tradisional Tanah Kutai. Dulu menjadi hiburan bagi Sultan Kutai ketika ingin menyaksikan kesenian daerahnya sendiri,” jelas Saidar, Kamis (30/10/2025).
“Dalam pementasannya, selalu ada pesan dan nilai kehidupan yang disampaikan,” sambung Saidar.
Ia menambahkan, Mamanda tidak sekadar pertunjukan hiburan, tetapi juga media komunikasi budaya yang menggambarkan kehidupan masyarakat, pembangunan, dan nilai-nilai kebijaksanaan lokal. Melalui Mamanda, penonton diajak memahami filosofi kehidupan yang dikemas dalam dialog dan peran penuh makna.
Menurut Saidar, upaya pelestarian Mamanda kini dilakukan dengan pendekatan pembinaan dan regenerasi pelaku seni. Disdikbud Kukar aktif mendorong keterlibatan generasi muda agar tradisi ini tidak hanya dikenal oleh kalangan tua, tetapi juga menjadi kebanggaan generasi masa kini.
“Sekarang sudah ada generasi muda yang ikut tampil dalam pementasan Mamanda, seperti saat Pekan Kebudayaan Daerah (PKD) kemarin. Ini tanda bahwa Mamanda mulai bangkit kembali,” ujarnya.
Ia menegaskan, pelestarian Mamanda merupakan tanggung jawab bersama. Selain pembinaan dari pemerintah, dukungan masyarakat dan pelaku seni senior juga sangat dibutuhkan agar seni tradisi ini terus hidup dan berkembang di era modern.
“Harapan kami, Mamanda tidak hilang begitu saja. Ia harus terus diwariskan dari generasi ke generasi sebagai warisan budaya yang mencerminkan jati diri masyarakat Kutai,” pungkas Saidar.
Dengan pelestarian berkelanjutan, Mamanda diharapkan kembali menjadi kebanggaan daerah dan bagian dari kekuatan budaya lokal yang memperkaya khazanah seni Indonesia.
ADV Disdikdub Kukar Pewarta : Indirwan Editor : Fairuzzabady @2025
















